KEGIATAN ANBK SMP 2022

ANBK singkatan dari Asesmen Nasional Berbasis Komputer yang dulunya lebih dikenal dengan nama UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). ANBK sendiri merupakan evaluasi dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Peserta Didik Baru SMP Negeri 2 Balongbendo

BALONGBENDO. Peserta didik baru SMPN 2 Balongbendo melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama tiga hari, mulai tanggal 18 hingga 20 Juli 2022. MPLS dilaksanakan untuk memperkenalkankegiatan sekolah baik akademik maupun nonakademik dengan mengacu pada visi dan

misi sekolah. Totok Suhaeri, S.Pd., M.Pd., kepala SMPN 2 Balongbendo, mengatakan bahwa tujuanMPLS ini adalah untuk memperkenalkan profil sekolah dan lingkungan sekolah bagi peserta didik baru Kegiatan MPLS diawali dengan upacara pembukaan yang diikuti oleh semua siswa dan ibu/bapak guru dengan pembina upacara Bapak Totok Suhaeri, selaku kepala SMPN 2 Balongbendo.  Dalam upacara tersebut, kegiatan MPLS dibuka oleh kepala sekolah secara simbolis dengan menyematkan tanda peserta dan atribut sekolah kepada perwakilan peserta didik baru. Rangkaian kegiatan MPLS  diawali dengan materi visi dan misi sekolah, wawasan wiyata mandala, kepramukaan, dan ekstrakurikuler, profil pelajar Pancasila, berbangsa dan bernegara serta tata tertib sekolah.

 

Hari kedua, 

Kegiatan pembiasaan dan dilanjutkan materi Kurikulum Merdeka, belajar efektif, tata
krama, pembinaan mental keagamaan, 
budaya
sekolah, serta organisasi dan struktur sekolah. 
Pada hari terakhir MPLS adalah pembiasaan peserta didik dengan materi penguatan karakter.  Setelah itu, peserta didik diajak berolahraga dengan senam sehat yang dilanjutkan bakti sosial di sekitar lingkungan sekolah.  Sebelum upacara penutupan, sebagai puncak kegiatan MPLS diadakan pentas seni dengan menyuguhkan penampilan dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 2 Balongbendo.




Tidak hanya peserta didik baru yang mengalami keseruan MPLS. Kelas 8 dan 9 pun tidak mau kalah.  Pada hari pertama mereka didampingi oleh petugas puskesmas Balongbendo dengan materi kenakalan remaja.  Hari berikutnya dari Polsek Balongbendo juga membekali mereka untuk menjaga diri agar menjadi pelajar yang bebas narkoba.  Pelatihan disiplin dan berkarakter kuat dengan kegiatan PBB oleh Koramil Balongbendo merupakan agenda terakhir kegiatan kelas 8 dan 9.

Kesenian Budaya

Ada seorang anak kecil yang sangat suka dengan hal-hal yang berbau jaran kepang,
anak kecil ini masih berumur 5 tahun dan bernama Alva. Di usia yang masih
kanak-kanak dia sudah bisa menirukan gaya-gaya yang ada di jaran kepang, tidak hanya
itu dia juga pandai cara memainkan macam-macam alat yang ada di jaran kepang.
Alva sangat paham dengan benar teknik-teknik memainkannya.

Suatu
hari, Alva didatangi saudara laki-lakinya yang bernama Rey. Rey adalah anak
dari kakak kandung mamanya. Dia berkunjung kerumah Alva untuk mengajaknya menonton
Reog cemandi. Reog Cemandi merupakan sebuah kesenian tradisional yang
berasal dari desa Cemandi, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo dengan
menggunakan perangkat topeng barongan dan kendang yang berbeda dengan reog
Ponorogo yang menggunakan dadak merak. Seni pertunjukan tradisional ini
menggunakan instrumen utama berupa kendang yang ditutup satu sisi saja.

Rey
mengajak Alva untuk melihat Reog Cemandi karena dia mengetahui bahwa Alva
menyukai hal-hal yang berbau jaran kepang. Meski Reog Cemandi bukan salah satu
bagian dari jaran kepang namun jenis tampilannya sedikit mirip dengan kesenian
jaran kepang. Pentas Reog cemandi ini diadakan pada hari Sabtu yang bertempat
di Gor Delta sidoarjo. Tiket untuk melihat pentas ini seharga Rp.10.000,-

Setelah
Alva menunggu untuk menonton akhirnya tiba hari sabtu, hari dimana pentas Reog
Cemandi itu diadakan. Pentas ini dimulai pada pukul 15.00 WIB. Rey dan Alva
berangkat pukul 14.00 WIB karena rumah mereka lumayan jauh dari Gor Delta.
Mereka tidak hanya menonton berdua saja tetapi juga mengajak Mama dan Papa Alva
agar tidak khawatir dirumah. Sesampainya di Gor Delta banyak pengunjung yang
berdatangan tidak hanya dari Kota Sidoarjo saja tetapi banyak yang dari luar
kota. Reog cemandi sangat diminati karena keunikan pentasnya yang membuat orang
menjadi tidak jenuh.

Suasana
di Gor Delta sangat ramai, Alva terlihat sangat senang karena ini pertama
kalinya dia melihat pentas Reog Cemandi. Di depan Gor Delta banyak para
pedagang yang berjualan makanan. Sebelum acara pentasnya dimulai kita membeli
makanan dan minuman agar waktu melihat pentas kita tidak merasa kelaparan dan
haus. Setelah selesai makan tepat sekali acara pentas Reog Cemandi dimulai,
suara kendang yang dibunyikan membuat telinga menjadi bergegas masuk untuk
menonton. Setelah kita semua masuk dan menempati tempat duduk yang disediakan,
akhirnya Reog-reog cemandi memasuki area panggung untuk melakukan tarian
pembukaan pentas. Alva sangat bersemangat waktu menonton Reog Cemandi. Sampai
dia juga menirukan tarian yang di tarikan orang-orang Pemeran Reog Cemandi
tersebut. Lalu Mamanya pun berbicara kepada Alva.


Astaga Alva, semangat sekali kamu nak menirukannya.. “.


Iya dong ma, ini bisa jadi gerakan baru yang akan aku mainkan dirumah   

   nanti agar lebih banya gaya yang aku tirukan.”
Jawab  Alva. ( Rey dan

   Papanya tertawa kecil melihat kelakuan Alva
) .

Waktu
acara pentasnya berjalan dengan sangat cepat hingga tak terasa sudah di
penghujung acara dan jam menunjukkan pukul 17.30 WIB. Terlalu asiknya kita
menonton sampai lupa tidak melihat jam. Setelah acaranya selesai, kita bergegas
untuk pulang karena rumah kita lumayan jauh jadi mengejar waktu agar tidak
terlalu malam di perjalanan. Saat di jalan ada sebuah warung dipinggir jalan
yang berjualan lontong kupang, kebetulan sekali kita semua belum makan jadi
kita mampir untuk membeli lontong kupang. Lontong kupang juga merupakan makanan
khas dari sidoarjo.

Kupang
adalah sejenis kerang laut yang berukuran sangat kecil. Kupang yang digunakan
dalam makanan ini berwarna putih kekuning-kuningan yang biasanya disebut kupang
beras. Sesuai dengan namanya, ia disajikan dengan potongan2 lontong dan diberi
kuah air rebusan kupang. Sebelum disajikan di atas piring digerus gula merah,
bawang putih, petis udang, dan cabai (sesuai request konsumen) lalu diberi
sedikit perasan jeruk, sedangkan kupangnya direbus dengan daun bawang dan
bawang putih.

Warung
lontong kupang yang kita kunjungi adalah Lontong kupang Pak Misari. Tidak usah
diragukan lagi rasanya, yang jelas sangat enak dan tidak mengecewakan orang
yang pertama kali datang kesitu. Harganya yang murah dan porsinya yang banyak
membuat orang ingin berkunjung lagi untuk membelinya. Setelah kita semua
selesai makan dan merasa kenyang, kita melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Belum jauh kita beranjak dari warung makan tadi, Alva sudah tertidur. Mungkin
karena dia tadi terlalu bersemangat menonton Reog Cemandi dan tenaganya terkuras
membuat dia lelah dan akhirnya tertidur dengan pulas.

Keesokan
Harinya, Alva menceritakan acara pentas kemarin kepada teman-temannya. Dari
awal hingga akhir dia menceritakan dengan begitu rinci dan bersemangat.
Teman-temannya mendengarkan cerita Alva dengan tenang dan salah satu temannya yang
bernama firzan bertanya kepada Alva.


Al, apakah disana banyak yang berjualan makanan?”.

             (
Teman-teman Alva tertawa mendengar pertanyaannya ).

          “ Astaga firzan, kamu ini selalu saja
menanyakan makanan “. Jawab Alva

Setelah Alva selesai
bercerita, teman-temannya menjadi sangat ingin untuk menonton pentas Reog
Cemandi. Meskipun Alva sudah menonton dia tidak sombong kepada teman-temannya,
dia hanya ingin berbagi cerita bukan bertujuan untuk menyombongkan diri tetapi
menyampaikan betapa senangnya dia dan bangga bisa menonton pentas Reog cemandi
secara langsung.

Sesampainya
Alva di rumah, Alva langsung bercerita kepada Mama dan Papanya tentang reaksi
teman-temannya saat dia bercerita tentang pentas Reog cemandi.


Ma, Pa .. tadi reaksi teman-teman Alva begitu senang mendengar cerita

  tentang Reog Cemandi. Mereka juga sangat
ingin menonton pentas Reog     

             Cemandi dan juga ingin belajar.”
Kata Alva

          “ Wah.. ternyata teman-temanmu juga
sangat tertarik ya dengan

             kesenian lokal sidoarjo. “ Jawab mamanya.

          “ Kesenian budaya lokal memang
seharusnya di ceritakan kepada anak- 

             anak kecil seperti kamu dan teman-temanmu,
karena kalianlah yang

             merupakan penerus budaya budaya lokal ini.”
Sahut papanya.

          “ Ma , Pa… apa boleh Alva jika
sudah besar nanti ingin belajar Reog

            Cemandi agar bisa meneruskan
warisan budaya kita.” Kata Alva

          “ Tentu saja boleh, Papa senang kamu
memiliki minat seperti itu.” Jawab 

            Papa Alva.

           “ Yeyyy… Alva senang sekali.
Makasih ya Pa. “ Sahut Alva dengan senang.

           “ Sama-sama nak …. “

 Alva menjadi bersemangat untuk berlatih tarian
dan gerakan yang ada di Reog Cemandi, dia melihat gerakan-gerakannya di youtube
dan mempelajarinya dengan baik. Mama dan Papanya melihat semangat Alva untuk
berlatih merasa bangga dan kagum karena di usia nya yang masih muda dia sudah mempunyai
semangat untuk mengembangkan kesenian budaya kota sidoarjo ini.

Semakin
hari Alva semakin pandai dan fasih untuk menirukan gerakan-gerakan yang ada di
Reog Cemandi, tidak hanya itu dia juga sudah hafal walaupun belum semuanya
tetapi dia mampu memperagakan gerakannya dengan tidak melihat di youtube. Semangatnya
yang tiada henti membuat orang tuanya semakin bangga dengan Alva.

    Dari kisah Alva, kita bisa mengambil
pelajaran bahwa sekecil apapun kita dan semuda apapun umur kita. Kita harus
selalu belajar tentang hal-hal kecil yang mungkin suatu hari bisa menjadi
sesuatu yang berharga di masa depan. Budaya- budaya lokal di Negara atau kota
kita, harus kita lestarikan dan kita pelajari agar bisa terus berkembang dan
tidak punah. Hargai dan jaga budaya yang sudah di wariskan oleh nenek moyang
kita supaya tetap menajdi kebanggaan bagi Bangsa dan Negara. Tetap semangat dan
selalu berusaha dalam mengembangkan bakat dan minat anda.

  

Penulis merupakan anak bungsu dari pasangan Suami  Istri Sayekti Merginingsih  dan Elke Desi Manengkey.  

 Lahir pada 16 Juni 2006 di Sidoarjo, dan bernama Jeniffer Monica Aurelia Manengkey. Penulis saat ini masih menduduki bangku SMP kelas 9 dan akan memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut yaitu SMA. Penulis saat ini tinggal di Ds.Sumolembangsri Dsn.Luwung Kec.Balongbendo.

Penulis bernama “Nadifa Rahmalia Widya Kustanti”. Lahir di Sidoarjo,        4 November 2006. Ia adalah anak pertama dari pasangan suami istri Kusman (Alm) dan Widayah Astutik. Ia tinggal di Desa Bakung Pringgodani, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo. Ia pelajar di SMPN 2 Balongbendo duduk di bangku kelas 3 SMP yang sebentar lagi akan melanjutkan jenjang pendidikan SMA. Adapun pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu di TK Darmawanita yang ber-alamat di Desa Kedungsukodani. Ia juga alumni dari  SDN Kedungsukodani, Balongbendo, Sidoarjo. Berikut ini adalah email Penulis yang dapat dihubungi, nadifarahmalia1@gmail.com . Dan No. Handphone yang dapat dihubungi, 088989369627

Berkunjung ke Sidoarjo

           Seorang gadis duduk di depan rumahnya menikmati senja yang perlahan menghilang, pemuda tersebut bernama Aletta. Ia sedang menikmati sejuknya senja setelah gerimis. Ia duduk di bangku kelas 3 SMP Negeri di Kota Jember.

Tidak lama kemudian, ada seorang gadis yang menyapa Aletta

       “Hai Aletta, mengapa kau melamun?” gadis tersebut bernama Aca.

       “Tidak Aca, aku hanya menikmati senja yang indah” jawab Aletta. Aca pun duduk disamping Aletta.

         Mereka sama-sama hening kemudian Aca teringat akan sesuatu. Aca mempunyai sepupu yang merupakan anak rantau dari Kota Jember yang bernama Kak Kinan. Ia merantau dikarenakan kuliah di Universitas Muhammadiyah di Sidoarjo. Beberapa hari yang lalu Kinan menghubungi Aca, dan membicarakan tentang wayang kulit di Alun-alun Sidoarjo. Kebetulan Aca belum pernah menyaksikan wayang kulit, Aca ingin menyaksikan wayang kulit tersebut. Kemudian terlintas di pikiran Aca, ia ingin mengajak Aletta untuk untuk menyaksikan wayang kulit, yaitu di Alun-alun Sidoarjo yang kebetulan dekat dengan Kos Kak Kinan.

       “Aletta minggu ini kamu ada acara?” tanya Aca.

       “Kayaknya ngga sih Ca, ada apa Ca?” jawab Aletta.

       “Rencananya aku mau ke Sidoarjo, kata kakak sepupuku disana lagi ada wayang kulit, nah kebetulan aku sudah lama tidak menyaksikan wayang kulit, kamu mau ngga nemenin aku?” jelas Aca.

       “Aku mau aja, Ca. Tapi kapan kita berangkat ke Sidoarjo? Aku mau izin dulu ke papa mama”.

       “Acaranya dimulai rabu malam, sekitar pukul 8 atau 9 malam. Bagaimana kalau kita berangkat rabu sore saja? Nanti kita menginap di kos sepupuku di Sidoarjo. Biar nanti aku yang hubungi dia”

       “Ya sudah, Ca. Aku izin dulu ke papa sama mama, nanti aku kabarin lewat whatsapp ya!!”

       Sore hari telah berlalu, kini jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Aletta sudah izin kepada orang tuanya dan ia diperbolehkan ikut Aca ke Sidoarjo, karena orang tua Aletta juga ingin Aletta mengetahui banyak hal tentang budaya. Kemudian Aletta menghubungi Aca jika ia diperbolehkan untuk menonton wayang kulit dengan Aca.

       Esok hari, Aca dan Aletta prepare di rumah masing-masing untuk berangkat ke Sidoarjo. Sore hari, Aca memberitahu Aletta jika besok sore mereka akan berangkat dari stasiun pukul 3 sore. Tibalah pada hari rabu pukul 14.30, Aca dan Aletta sudah siap untuk menuju stasiun. Sesampainya di stasiun ternyata mereka masih harus menunggu kereta sekitar 15 menit. Jadi, mereka berangkat setelah kereta sampai. Perjalanan dari Jember menuju Sidoarjo sekitar 3 Jam.

      Sesampainya di Stasiun Sidoarjo, mereka dijemput kakak sepupu Aca, yaitu Kak Kinan. Mereka bertiga menuju kos menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit. Pada saat di jalan, mereka melihat ada poster ajakan menonton wayang kulit di Alun-alun Sidoarjo karena memang dilihat dari dalangnya juga cukup terkenal. Tidak terasa, mereka sudah sampai di kos Kak Kinan. Aca dan Aletta istirahat sebentar kemudian mereka bersih diri dan sholat lalu mereka bertiga bersiap untuk berangkat ke Alun-alun Sidoarjo.

       Sesampainya di Alun-alun Sidoarjo mereka dibuat takjub dengan orang orang yang excited untuk menyaksikan wayang kulit, begitu ramai. Mereka bertiga tidak langsung mencari tempat untuk menonton, melainkan mereka membeli jajanan dahulu. Setelah dirasa jajanan mereka cukup, mereka bergegas mencari tempat duduk paling depan agar mereka dapat menyaksikan dengan seksama. Kebetulan teman Kak Kinan, Kak Andre ikut serta menjadi panitia di acara tersebut. Mereka di ajak oleh Kak Andre untuk mencari tempat duduk paling depan. Dan akhirnya mereka pun menemukan tempat duduk yang nyaman.

       Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, yang artinya acara pertunjukan wayang kulit akan segera dimulai. Acara sudah dimulai. Dan ternyata dalang wayang kulit kali ini memang cukup terkenal, yaitu Ki Haji Anom Suroto. Aca, Aletta, dan Kak Kinan sungguh antusias menyaksikan wayang kulit tersebut, karena mereka memang ingin tau seperti apa sih wayang kulit itu?

      Mereka menyaksikan dengan seksama, hingga mereka tak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Yang artinya, pertunjukan wayang kulit akan selesai 1 jam lagi. Setelah pertunjukan selesai, Aletta penasaran akan sesuatu, ia ingin bertanya hal yang lebih banyak tentang wayang kulit. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mendatangi dalang tersebut ketika acara sudah selesai. Dan ternyata, mereka diizinkan untuk menemui Ki Haji Anom Suroto.

Pada saat bertemu dengan dalang tersebut, Kak Kinan yang memulai pembicaraan

       “Permisi pak, apa tidak apa-apa waktu bapak saya ganggu sebentar?”

       “Oh iya nak. Ada apa?” jawab Ki Haji Anom Suroto

       “Jadi seperti ini pak, kami bertiga ingin bertanya seputar tentang wayang kulit ke bapak. Apakah boleh?” tanya Aca

       “Ya, tentu saja! Karena jarang-jarang anak muda seperti kalian ingin tahu tentang budaya lokal” seru Ki Haji Anom Suroto

       “Apakah boleh bapak jelaskan yang lebih rinci tentang wayang kulit ini?” tanya Aletta

       “Wayang kulit itu merupakan satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau di Indonesia yang masih mampu bertahan dan masih mendapatkan tempat di hati masyarakat luas, khususnya orang Jawa. Bagi orang Jawa mungkin Wayang Kulit bukan sesuatu yang mengherankan atau mengundang pertanyaan, tetapi sebenarnya Wayang Kulit adalah sebuah maha karya yang unik.” Jelas Ki Haji Anom Suroto

       “Lalu bagaimana dengan perkembangan wayang kulit ini, pak?” tanya Aca

       “Kemudian perkembangan Wayang Kulit memasuki babak baru pada masa kesultanan Islam. Wayang Kulit tidak lagi eksklusif milik lingkungan istana saja. Namun, para pendakwah Islam di Jawa membawa Wayang Kulit ke masyarakat akar rumput, dan mereka juga mengubah bentuk-bentuk Wayang agar sejalan dengan ajaran Islam dan tujuan dakwah. Beberapa pendakwah Islam itu juga seorang dalang yang andal, salah satu yang paling terkenal adalah Sunan Kalijaga. Lalu sejak kemerdekaan, Indonesia memiliki sejumlah Sekolah Tinggi dengan jurusan pedalangan di mana dari lembaga inilah, kemungkinan baru terhadap pengembangan Wayang Kulit bergulir.” Jawab Ki Haji Anom Suroto

       “Wayang kulit ini memiliki sejarah yang panjang, Catatan tertua tentang wayang kulit atau wayang purwa tersua dalam Prasasti Kuti bertarikh 840 M dari Joho, Sidoarjo, Jawa Timur.”

       “Wah, terimakasih pak sudah mau berbagi ilmu kepada kami seputar kearifan budaya wayang kulit” ucap Aca

       “Iya, nak. Sama-sama saya juga senang bisa berbagi ilmu dengan kalian”

       Sekali lagi, kami minta maaf sudah mengganggu waktu bapak. Kami pamit dulu ya, Pak!” pamit Aletta

       “Iya, Nak. Hati-hati di jalan!” Sahut dalang tersebut

        Setelah itu, mereka bertiga pergi dari tempat pertunjukan tersebut. Tetapi, mereka tidak langsung pulang melainkan mencari makanan untuk makan di Kos Kak Kinan. Sambil berjalan, mereka juga mencari makanan di sekitar Alun-alun Sidoarjo hingga mereka melihat di depan ada yang berjualan Lontong Kupang. Lontong kupang merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur, khususnya Surabaya dan Sidoarjo yang tidak boleh dilewatkan. Lontong kupang biasa disajikan dengan sate kerang dan es degan. Es degan biasanya diminum untuk menawar zat racun yang mungkin ada di dalam kupang. Kemudian mereka bertiga pergi ke tempat tersebut dan membungkus Lontong Kupang karena memang jam sudah menunjukkan pukul dini hari.

       Mereka cepat-cepat menuju ke Kos Kak Kinan. Setelah sekitar 15 menit, mereka sampai di Kos. Mereka bertiga langsung bersih diri, kemudian siap-siap untuk makan Lontong Kupang.

       “Wah, enak sekali rasanya! Aku sudah lama tidak makan Lontong Kupang.” Ucap Aletta

       “Iya, benar! Kalau tau rasanya enak seperti ini aku pasti sudah membeli 2 porsi.” Sahut Aca

       “Sudah-sudah, ayo cepat habiskan lalu kita segera tidur karena sudah mau pagi!”

Setelah mereka menghabiskan makanannya, mereka langsung mencuci piring dan minum kemudian mereka tidur.

        Keesokan harinya, pukul 04.30 alarm Kak Kinan berbunyi. Kak Kinan segera membangunkan Aca dan Aletta, setelah mereka bangun mereka langsung melaksanakan sholat subuh. Kemudian, mereka tidur lagi karena memang mereka kecapean semalam. Lalu, mereka bangun pukul 09.00 dan langsung bergegas untuk mandi. Rencananya, Aca dan Aletta akan kembali ke Jember sore ini. Tetapi, siangnya mereka ingin membeli oleh-oleh terlebih dahulu. Selesai mandi, mereka memasak terlebih dahulu untuk sarapan walaupun jam sudah menunjukkan pukul 10.00.

       Mereka bertiga bersiap untuk menuju pusat oleh-oleh di Sidoarjo. Setelah sampai, Aca dan Aletta bingung mereka akan membeli oleh-oleh apa karena memang sebanyak itu oleh-oleh di Sidoarjo. Mereka bertiga berjalan memutari pusat oleh oleh hingga mereka memilih untuk membeli Bandeng Asap. Bandeng Asap merupakan salah satu makanan khas Sidoarjo yang rasanya tak kalah enak dengan Lontong Kupang. Bandeng Asap ini merupakan olahan dari ikan bandeng segar yang dimatangkan dengan cara pengasapan, menghasilkan bandeng asap dengan rasa yang khas dan lezat.

Tiba-tiba Aca bertanya kepada penjual bandeng asap

       “Bu, bagaimana dan berapa lama bandeng asap ini bisa bertahan?”

       “Bandeng Asap ini bisa tahan beberapa hari tanpa disimpan di lemari es, jadi cocok dijadikan oleh-oleh, Mbak..”

       “Oh gitu…Ya sudah, beli 5 bungkus ya, bu..”

       “Iya, Nak. Ditunggu ya..”

       “Bandeng Asap yang dijual disini sebetulnya sudah dalam keadaan matang, jika ingin dinikmati bisa langsung dimakan dengan sambal petisnya atau dikukus sebentar saja untuk menghangatkan.” Imbuh ibu penjual Bandeng Asap

       “Baik bu, totalnya berapa?”

       “Total semuanya 95 ribu, Mbak..”

       “Ini ya bu, kembaliannya ambil saja bu..”

      “Alhamdulillah. Terimakasih, Mbak..”

          Selesai membeli Bandeng Asap, mereka langsung kembali ke kos. Dikarenakan jadwal keberangkatan kereta Aca dan Aletta maju 2 Jam, mereka harus tiba di Stasiun Sidoarjo pukul 2 siang. Aca dan Aletta segera bersih diri kemudian sholat dzuhur dan dilanjutkan packing barang-barang mereka. Setelah semua selesai, mereka menuju ke Stasiun, dan tidak lupa memberi 1 Bandeng Asap yang mereka beli tadi untuk Kak Kinan. Karena, Kak Kinan sudah mau menemani mereka selama di Sidoarjo.

          Setelah sampai di Stasiun, 15 menit lagi kereta yang dinaiki Aca dan Aletta akan segera berangkat. Mereka segera berpamitan kepada Kak Kinan. Setelah itu, mereka langsung bergegas menuju kereta. Di perjalanan, mereka tertidur kemudian mereka bangun pukul 4 sore dan ternyata cuaca sangat sejuk karena habis hujan. Akhirnya, 3 jam perjalanan berlalu. Mereka sudah sampai di Kota Jember dan mereka sudah dijemput oleh orang tua Aca. Kemudian mereka mencari makan, dan menemukan bakso di pinggir jalan. Mereka memakan bakso sambil menikmati senja yang sebentar lagi akan menghilang.

 

         Selesai makan, mereka langsung bergegas untuk pulang. Sampai di rumah Aca, Aletta langsung berpamitan kepada papa mama Aca. Kemudian, Aletta segera pulang jalan kaki karena kebetulan rumah mereka hanya terbatas 2 rumah saja. Setelah Aletta sampai di rumahnya, ia langsung mandi dan ibunya menyiapkan Bandeng Asap yang dibeli oleh Aletta untuk makan malam keluarganya. Begitu pun dengan Aca, ia sedang menikmati Bandeng Asap bersama keluarga dirumahnya. Aca dan Aletta sama-sama bercerita di rumah masing-masing tentang apa yang mereka peroleh kemarin di Kota Sidoarjo.

RESEP SPESIAL

        Hai semua,
kenalin namaku Zahra. Aku mempunyai seorang nenek yang sangat suka sekali
dengan Rawon, apalagi rawon resep dari Bu Susan langganan Rawon nenek.
Terkadang saat nenek ingin makan Rawon resep Bu Susan, toko Bu Susan tutup.
Nenek sangat sedih, karena tidak jadi makan Rawon resep Bu susan. Aku tidak
tega melihat nenek sedih. Besok adalah hari ulang tahun nenek, aku akan
memberikan resep rawon Bu Susan sebagai kado ulang tahun. Jadi ketika nenek
ingin makan Rawon resep Bu Susan, Kami bisa membuatnya sendiri. Semoga Bu Susan
memberikan resep Rawon itu, Dan kado dari ku bisa membuat nenek senang.

       Hari ini aku akan datang ke toko Bu
Susan, untuk meminta resep Rawon nya. Tak lama aku sudah sampai di toko nya.
“Assalamu’alaikum permisi, Bu Susannya ada?”, Tanya ku pada salah
satu karyawan bu Susan. ” Wa’alaikumussalam, iya ada”, jawab karyawan
itu. Aku meminta tolong pada karyawan itu untuk memanggilkan Bu Susan. Bu Susan
pun datang, ia mengajakku masuk kedalam ruangan nya.

Saat sudah sampai diruangan nya, aku disuruh duduk dan di jamu
sebotol air. Bu Susan juga menanyai tujuanku datang kemari. Dengan rasa takut
ditolaknya permintaan ku, aku mulai memberitahu bu Susan bahwa besok adalah
hari ulang tahun nenek. Aku ingin memberi kado resep Rawon bu Susan kepada
nenek. Karena disaat nenek ingin makan Rawon Bu Susan, toko bu Susan tutup dan
nenek sedih tidak dapat makan rawon bu Susan. Aku tidak tega melihat nenek
sedih. “Jadi tujuanku datang kemari ingin meminta resep Rawon bu Susan,
apakah boleh bu?” Tanya ku dengan gugup. Tampaknya bu Susan tengah
memikirkan nya. Akhirnya, bu Susan memberikan jawaban yang ku tunggu-tunggu, bu
Susan akan memberitahu resep Rawon itu dengan syarat tidak memberitahu resep
rawon itu kepada siapa pun. “Baik bu, saya tidak akan memberitahu resep
itu kepada siapapun, dan meminta nenek agar merahasiakan resep itu kepada
orang-orang. Terimakasih banyak ya bu”, ucapku kegirangan. Sambil menunggu
bu Susan mencatat resep itu, saya membeli Rawon yang dijual oleh nya. Tak
disangka, saat pesanan rawon ku siap, bu Susan juga sudah selesai mencatat
resep rawon nya. Aku mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada bu Susan dan
aku pamit pulang.

Saat aku sedang tidur,aku terbangun karena perut ku lapar. Aku
pergi ke dapur dan memeriksa, apakah Rawon yang ku beli tadi masih ada atau
tidak. Ternyata rawon yang ku beli tadi sudah habis, Tiba-tiba muncul di
fikiranku untuk mencoba membuat rawon resep dari bu Susan tadi. Setelah aku
baca dan fahami cara membuat rawon resep bu Susan tadi, aku mulai membuatnya.
Untung saja, stok semua bahan-bahannya masih ada, meskipun tinggal sedikit.

Sebelum membuatnya, aku browsing di internet tentang pengertian
rawon. Rawon adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Rawon
berupa sup dengan kuah berwarna hitam. Warna hitam dari kuah rawon berasal dari
buah kepayang atau sering disebut dengan kluwak. Selain itu, yang menjadi
keistimewaan dari rawon adalah rasa yang dihasilkan dari kluwak sehingga aroma
hidangan menjadi kuat dan berempah. “Oh ternyata rawon adalah makanan khas
jawa timur, yang berupa sup berwarna hitam dari campuran buah kepayang atau
kluwak ya” Ucap ku dalam hati. Setelah mengetahui pengertian rawon, aku
mulai mempersiapkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan. Siapkan bahan-bahan
terlebih dahulu, yaitu daun salam, daun jeruk, serai, lengkuas. Lalu siapkan
Bumbu halusnya, yaitu bawang merah, bawang putih, cabai merah, kemiri, kunyit,
ketumbar, merica, kepayang atau kluwak, terasi, asam jawa, dan garam.
Pertama-tama panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga wangi. Kedua masukkan
serai, daun salam, daun jeruk, dan lengkuas, aduk hingga layu. Ketiga, tuangi
air dan masak dengan api kecil hingga kuah susut. Rawon sudah siap di sajikan.

Aku menuangkan rawon itu dari panci ke dalam mangkok yang sudah ku
siapkan, dan aku mulai memakannya. Tiba-tiba aku mendengar jejak langkah kaki
mendekat, ternyata itu adalah nenek. Nenek datang langsung mengambil mangkok
dan menuangkan rawon kedalam mangkoknya, sambil bertanya.” Kamu tadi,
membeli lagi rawon bu Susan ya? Aromanya sangat khas, membuat nenek ingin
memakannya lagi, karena tadi nenek yang menghabiskan rawon itu” Tanya
nenek. “Tidak nek, tapi Zahra sendiri yang buat” ucapku. Nenek tidak
tahu,kalau itu resep rawon dari bu Susan. Aku harus menunggu esok hari, supaya
bisa menjadikan itu sebagai kado ulang tahun nenek. Setelah aku selesai makan,
aku pergi tidur sedangkan nenek masih belum selesai makan rawonnya.

Esok hari pun tiba, aku memberikan resep itu kepada nenek. “
Pagi nek, selamat ulang tahun, aku punya kado spesial untuk nenek loh, semoga
nenek suka ya” ucap ku. ” Pagi juga, Terimakasih nak, kado apa itu?
Kamu membuat nenek penasaran”, Tanya nenek. Setelah aku berikan resep
rawon itu, aku meminta nenek agar tidak memberitahukan kepada siapa pun. Nenek
yang menerima kado dari ku itu, ia merasa senang sekali langsung memelukku dan
nenek juga berjanji tidak memberitahukan resep rawon bu Susan kepada siapa pun.
Aku juga memberitahu, bahwa rawon yang ku buat semalam itu resep dari bu Susan.
” Rawonnya enak nggak nek? Apa nenek suka?”, Tanya ku pada nenek.
” Nenek suka sekali, bahkan rasanya tidak kalah enak dengan buatan bu
Susan. Dan rawon yang kamu buat semalam sudah habis dimakan nenek.” Jawab
nenek.

Nenek menyuruhku untuk membuat rawon lagi,tetapi bahan-bahannya
sudah habis karena ku buat menjadi rawon semalam. Jadi aku lebih memilih untuk
pergi membeli rawon ke toko bu Susan. Tetapi, kali ini aku pergi dengan
sahabatku bernama Viko. Kebetulan dia dirumah sendirian jadi ku ajak dia untuk
pergi membeli rawon untuk nenek. Saat tiba disana, antriannya sangat panjang.
Jadi aku lebih memilih untuk pergi ke ruangan bu Susan terlebih dahulu, dan
sahabatku ia lebih memilih menungguku sambil duduk bermain handphone. Saat aku
sudah sampai di depan ruangan bu Susan, aku mengetuk pintunya sambil
mengucapkan salam. ” Assalamu’alaikum bu, saya boleh masuk?”, Ucapku.
” Wa’alaikumussalam, silahkan”, jawab bu Susan dengan ramah. Setelah
aku masuk ke dalam ruangan bu Susan, aku berterima kasih kepada bu Susan.
” Terima kasih banyak bu, karena setelah ibu memberikan resep rawon itu
nenek senang sekali. Bahkan saat saya membuat rawon resep ibu semalam, esok
harinya sudah habis dimakan oleh nenek”, ucapku sambil tersenyum senang.
“Sudah, jangan berterima kasih terus, Alhamdulillah kalau nenek senang,
ibu juga ikut senang”, ujar bu Susan. Setelah itu, aku pergi dari ruangan
bu Susan menuju tempat antrian.

Saat hampir tiba giliranku, ada ibu-ibu yang menyerobot antrianku.
“Ibu kok seenak nya aja, menyerobot antrian ku. Aku sudah dari tadi
menunggu, sedangkan ibu tiba-tiba datang langsung menyerobot antrianku”
ucapku dengan kesal. Ibu itu tak menjawab, ia tetap menyerobot antrianku tanpa
ada rasa bersalah atau pun meminta maaf kepadaku. “Ibu ini diajak bicara
kok diam saja sih, ibu dengar aku tidak?” Ucapku dengan membentak ibu itu.
Ibu itu masih tidak menjawab apa yang aku bicarakan, tetapi aku memilih diam
dari pada membesar-besarkan masalah. Tak lama, pesananku sudah jadi. Aku melihat
sekeliling mencari sahabatku, ternyata dia duduk di pojok ruangan.

Saat aku mau menghampirinya, ia tengah mengobrol dengan seseorang.
Seseorang itu yang tak lain adalah orang yang menyerobot antrianku tadi. “
Sepertinya mereka sangat akrab”, ucap ku dengan lirih. Aku bergegas menuju
kursi yang viko duduki. ” Ibu ini bukannya yang menyerobot antrian ku tadi
ya” Tanya ku dengan tatapan menyeringai. “Apa betul yang Zahra
katakan ma?”, Sahut Viko. “Loh, kenapa Viko memanggil ibu ini mama
ya?” Ucapku dalam hati. Tanpa sadar aku sedang melamun, memikirkan hal
itu. Lalu Viko melambaikan tangannya di depan muka ku. “Kamu kenapa
melamun Ra? Oh ya, kenalin ini mamaku. Maafin mama ku ya” Ucap Viko.
“Oh ini mama kamu ya Vik. Kenalin tan, saya Zahra sahabatnya Viko”
Ucapku. “Salam kenal juga. Oh ya, maafkan tante ya, karena tadi menyerobot
antrianmu. Saya tadi sedang buru-buru” Ucap ibu Viko. “Iya tan, saya
juga minta maaf ya, karena tidak sopan tadi membentak tante” ucapku.
“Tidak apa-apa, lagi pula tadi kamu membentak karena tante tidak menjawab
nya”, jawab ibu Viko. “Wah kamu tidak salah pilih sahabat nak, Zahra
anak yang baik,dan mudah memaaf kan. Nak Zahra belum pernah main kerumah Viko
ya?”, Tanya ibu Viko. ” Belum pernah ma, Zahra anaknya sibuk banget”,
sahut Viko. “Belum pernah tan, ini lagi nyari waktu yang pas, soalnya saya
cuma tinggal berdua sama nenek jadi saya tidak tega ninggalin nenek sendirian
dirumah” ,jawab ku. ” Maa syaa Allah, nak Zahra perhatian banget sama
nenek nya”, Ucap ibu Viko. ” Yaudah kalo gitu, Aku ijin main dulu ke
rumah Zahra ya ma, Assalamu’alaikum” ucap Viko. Aku pamit pulang kepada
ibu Viko, lalu aku pulang dan Viko bermain kerumahku.

Tak terasa, kita sudah sampai di rumah. “Cepet banget
sampainya ya vik”, ucapku. ” Iya ra, karena dijalan kita ngobrol
terus, jadi tidak terasa kita sudah ada di depan rumah kamu”, jawab viko
sambil mencopot helm yang masih ia pakai. ” Itu nenek kamu kenapa dia
melaa…… Obrolan kita terputus karena tiba-tiba nenek datang. ” Eh
kalian sudah datang, kok lama banget. Sudah nenek tungguin dari tadi”,
ucap nenek.” Maaf nek, kami membuat nenek menunggu. Ini rawon nya nek,
kamu sudah sarapan belum vik? Ayo sarapan bareng yuk” ajak ku pada
sahabatku. “Belum sih, tapi aku tidak lapar ra. Kamu sarapan dulu,nanti
kita lanjutin ngobrol nya”, jawab Viko.” Udah ayo kita makan bersama,
aku tau kamu itu lapar”. Tiba-tiba perut Viko bunyi
“krucuk…krucuk”,” Tuh kan, apa yang ku bilang, ayo sini makan
bersama, udah aku siapin nih”, ajak ku sambil menertawakannya.”
Yaudah deh, emang sahabat ku paling terbaiik yang bisa tahu kalau aku sedang
lapar” , Ucap Viko. Setelah kami selesai makan, Viko membantuku mencuci
piring. ” Udah kamu duduk aja,biar aku yang mencuci piring ini” ucap
ku. “Udah, sesekali aku bantuin kamu nyuci piring” jawab Viko yang
tetap memaksa. Setelah kami selesai mencuci piring bersama. Kami lanjutkan
dengan mengobrol dan setelah masuk waktu dzuhur kami sholat bersama. Tak
terasa, hari semakin sore, lalu Viko pamit pulang.

Pesan yang dapat kita ambil dari teks tersebut yaitu kita harus
membudidayakan sikap mengantri dan harus berani meminta maaf ketika berbuat
salah.

 

 

 

 

Profil
Penulis

 

Ilvi Az-zahra Choirunnisa atau biasa dipanggil Zahra. Dia lahir di
Sidoarjo, pada 28 Desember 2008. Zahra ialah anak kedua dari dua bersaudara.
Ayahnya bernama Choirul Anam dan Ibunya bernama Ari Susanti. Zahra tinggal di
Sidoarjo, Jawa Timur. Kegemaran Zahra disaat waktu luang adalah membuka Sosmed
berupa WhatsApp, Instagram, YouTube, dan TikTok. Sekarang dia menempuh
pendidikan sebagai siswi SMPN 2 BalongBendo.

                                                                                                                                       Puisi Sumpah Pemuda

 

Tak sebilah pedang, mengoyak gelora pemuda

Dirajam, oleh tajamnya peluru

Merajam tiap helaian napas pun, tak sanggup meredam gelora perjuangan

 

Runcingnya bambu,

Teguhnya semboyan, merdeka atau mati

Teriakan Bung Tomo,

mampu membebaskan semangat perjuangan

 

Darah pahlawan bertumpah ruah

Membanjiri ibu pertiwi

 

Proklamasi telah dikumandangkan

Menggema seantero nusantara

Sumpah pemuda telah dilahirkan

 

Nama : Nira Ernawa Apsari

Kelas : 9D